Selasa, 01 Maret 2011

LAILAHAILLALLOH

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah-istilah agama yang kadang-kadang pengertian masyarakat masih rancu, istilah tersebut antara lain :
Syariat
Thariqah
Haqiqah
Ma’rifah

Ad. 1. Syariat :

Adalah hukum Islam yaitu Al qur’an dan sunnah Nabawiyah / Al Hadist yang merupakan sumber acuan utama dalam semua produk hukum dalam Islam, yang selanjutnya menjadi Madzhab-madzhab ilmu Fiqih, Aqidah dan berbagai disiplin ilmu dalam Islam yang dikembangkan oleh para ulama dengan memperhatikan atsar para shahabat ijma’ dan kiyas. Dalam hasanah ilmu keislaman terdapat 62 madzhab fiqh yang dinyatakan mu’tabar (Shahih dan bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya) oleh para ulama. Sedangkan dalam hasanah ilmu Tuhid (keimanan), juga dikenal dengan ilmu kalam. Ahirnya ummat Islam terpecah menjadi 73 golongan / firqah dalam konsep keyakinan. Perbedaan ini terdiri dari perbedaan tentang konsep konsep, baik menyangkut keyakinan tentang Allah SWT, para malaikat, kitab kitab Allah, para Nabi dan Rasul, Hari Qiamat dan Taqdir.

Namun dalam masalah keimanan berbeda dengan Fiqih. Dalam Fiqh masih ada toleransi atas perbedaan selama perbedaan tersebut tetap merujuk pada Al Qur’an dan Sunnah, dan sudah teruji kebenarannya serta diakui kemu’tabarannya oleh para ulama yang kompeten. Akan tetapi dalam konsep keimanan, dari 73 golongan yang ada, hanya satu golongan yang benar dan menjadi calon penghuni surga, yaitu golongan yang konsisten / istiqamah berada dibawah panji Tauhidnya Rasulullah SWA dan Khulafa Ar Rasyidiin Al Mahdiyyin yang selanjutnya dikenal dengan Ahlu As Sunnah wal Jamaah. Sedangkan firqah / golongan lainnya dinyatakan sesat dan kafir. Jika tidak bertaubat maka mereka terancam masuk dalam neraka. Na’udzubillah.

Ad. 2. Thariqah :

Adalah jalan / cara / metode implementasi syariat. Yaitu cara / metode yang ditempuh oleh seseorang dalam menjalankan Syariat Islam, sebagai upaya pendekatannya kepada Allah Swt. Jadi orang yang berthariqah adalah orang yang melaksanakan hukum Syariat, lebih jelasnya Syariah itu hukum dan Thariqah itu prakteknya / pelaksanaan dari hukum itu sendiri.

Thariqah ada 2(dua) macam :
Thariqah ‘Aam : adalah melaksanakan hukum Islam sebagaimana masyarakat pada umumnya, yaitu melaksanakan semua perintah, menjauhi semua larangan agama Islam dan anjuran anjuran sunnah serta berbagai ketentuan hukum lainnya sebatas pengetahuan dan kemampuannya tanpa ada bimbingan khusus dari guru / mursyid / muqaddam.
Thariqah Khas : Yaitu melaksanakan hukum Syariat Islam melalui bimbingan lahir dan batin dari seorang guru / Syeikh / Mursyid / Muqaddam. Bimbingan lahir dengan menjelaskan secara intensif tentang hukum-hukum Islam dan cara pelaksanaan yang benar. Sedangkan bimbingan batin adalah tarbiyah rohani dari sang guru / Syeikh / Mursyid / Muqaddam dengan izin bai’at khusus yang sanadnya sambung sampai pada Baginda Nabi, Rasulullah Saw. Thariqah Khas ini lebih dikenal dengan nama Thariqah as Sufiyah / Thariqah al Auliya’.Thariqah Sufiyah yang mempunyai izin dan sanad langsung dan sampai pada Rasulullah itu berjumlah 360 Thariqah. Dalam riwayat lain mengatakan 313 thariqah. Sedang yang masuk ke Indonesia dan direkomendasikan oleh Nahdlatul Ulama’ berjumlah 44 Thariqah, dikenal dengan Thariqah Al Mu’tabaroh An Nahdliyah dengan wadah organisasi yang bernama Jam’iyah Ahlu Al Thariqah Al Mu’tabarah Al Nahdliyah.

Dalam kitab Mizan Al Qubra yang dikarang oleh Imam Asy Sya’rany ada sebuah hadits yang menyatakan :

ان شريعتي جا ئت على ثلاثما ئة وستين طريقة ما سلك احد طريقة منها الا نجا .( ميزان الكبرى للامام الشعرني : 1 / 30)

“Sesungguhnya syariatku datang dengan membawa 360 thariqah (metoda pendekatan pada Allah), siapapun yang menempuh salah satunya pasti selamat”. (Mizan Al Qubra: 1 / 30 )

Dalam riwayat hadits yang lain dinyakan bahwa :

ان شريعتي جائت على ثلاثمائة وثلاث عشرة طريقة لا تلقى العبد بها ربنا الا دخل الجنة ( رواه الطبرني )

“Sesungguhnya syariatku datang membawa 313 thariqah (metode pendekatan pada Allah), tiap hamba yang menemui (mendekatkan diri pada) Tuhan dengan salah satunya pasti masuk surga”. (HR. Thabrani)

Terlepas dari perbedaan redaksi dan jumlah thariqah pada kedua riwayat hadits diatas, mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus percaya akan adanya thariqah sebagaimana direkomendasi oleh hadits tersebut. Kalau tidak percaya berarti tidak percaya dengan salah satu hadits Nabi SAW yang Al Amiin (terpercaya dan tidak pernah bohong). Lalu bagaimana hukumnya tidak percaya pada Hadits Nabi yang shahiih?

Dari semua thariqah sufiyah yang ada dalam Islam, pada perinsip pengamalannya terbagi menjadi dua macam. Yaitu thariqah mujahadah dan Thariqah Mahabbah. Thariqah mujahadah adalah thariqah / mitode pendekatan kepada Allah SWT dengan mengandalkan kesungguhan dalam beribadah, sehingga melalui kesungguhan beribadah tersebut diharapkan secara bertahap seorang hamba akan mampu menapaki jenjang demi jenjang martabah (maqamat) untuk mencapai derajat kedekatan disisi Allah SWT dengan sedekat dekatnya. Sebagian besar thariqah yang ada adalah thariqah mujahadah.

Sedangkan thariqah mahabbah adalah thariqah yang mengandalkan rasa syukur dan cinta, bukan banyaknya amalan yang menjadi kewajiban utama. Dalam perjalanannya menuju hadirat Allah SWT seorang hamba memperbanyak ibadah atas dasar cinta dan syukur akan limpahan rahmat dan nikmat Allah SWT, tidak ada target maqamat dalam mengamalkan kewajiban dan berbagai amalan sunnah dalam hal ini. Tapi dengan melaksanakan ibadah secara ikhlash tanpa memikirkan pahala, baik pahala dunia maupun pahala ahirat , kerinduan si hamba yang penuh cinta pada Al Khaliq akan terobati. Yang terpenting dalam thariqah mahabbah bukan kedudukan / jabatan disisi Allah. tapi menjadi kekasih yang cinta dan dicintai oleh Allah SWT. Habibullah adalah kedudukan Nabi kita Muhammad SAW. (Adam shafiyullah, Ibrahim Khalilullah, Musa Kalimullah, Isa Ruhullah sedangkan Nabi Muhammad SAW Habibullah). Satu satunya thariqah yang menggunakan mitode mahabbah adalah Thariqah At Tijany.

Nama-nama thariqah yang masuk ke Indonesia dan telah diteliti oleh para Ulama NU yang tergabung dalam Jam’iyyah Ahluth Thariqah Al Mu’tabarah Al Nahdliyah dan dinyatakan Mu’ tabar (benar – sanadnya sambung sampai pada Baginda Rasulullah SAW),
Yaitu sampainya seseorang yang mendekatkan diri kepada Allah Swt. di depan pintu gerbang kota tujuan, yaitu tersingkapnya hijab-hijab pada pandangan hati seorang salik (hamba yang mengadakan pengembaraan batin) sehigga dia mengerti dan menyadari sepenuhnya Hakekat dirinya selaku seorang hamba didepan TuhanNya selaku Al Kholiq Swt. bertolak dari kesadaran inilah, ibadah seorang hamba pada lefel ini menjadi berbeda dengan ibadah orang kebanyakan. Kebanyakan manusia beribadah bukan karena Allah SWT, tapi justru karena adanya target target hajat duniawi yang ingin mereka dapatkan, ada juga yang lebih baik sedikit niatnya, yaitu mereka yang mempunyai target hajat hajat ukhrawi (pahala akhirat) dengan kesenangan surgawi yang kekal.

Sedangkan golongan Muhaqqiqqiin tidak seperti itu, mereka beribadah dengan niat semata mata karena Allah SWT, sebagai hamba yang baik mereka senantiasa menservis majikan / tuannya dengan sepenuh hati dan kemampuan, tanpa ada harapan akan gaji / pahala. Yang terpenting baginya adalah ampunan dan keridhaan Tuhannya semata. Jadi tujuan mereka adalah Allah SWT bukan benda benda dunia termasuk surga sebagaimana tujuan ibadah orang kebanyakan tersebut diatas.

Ad.4. Ma’rifah

Adalah tujuan akhir seorang hamba yang mendekatkan diri kepada Allah Swt. (salik) Yaitu masuknya seorang salik kedalam istana suci kerajaan Allah Swt. ( wusul ilallah Swt). sehingga dia benar benar mengetahui dengan pengetahuan langsung dari Allah SWT. baik tentang Tuhannya dengan segala keagungan Asma’Nya, Sifat sifat, Af’al serta DzatNya. Juga segala rahasia penciptaan mahluk diseantero jagad raya ini. Para ‘Arifiin ini tujuan dan cita cita ibadahnya jauh lebih tinggi lagi, Mereka bukan hanya ingin Allah SWT dengan Ampunan dan keridhaanNYa, tapi lebih jauh mereka menginginkan kedudukan yang terdekat dengan Al Khaliq, yaitu sebagai hamba hamba yang cinta dan dicintai oleh Allah SWT.

Catatan :

Untuk poin 1 dan 2 (syariah dan Thariqah) kita bisa mempelajari teori dan praktek secara langsung, baik melalui membaca kitab-kitab / buku-buku maupun melalui pelajaran-pelajaran (ta’lim) dan pendidikan (Tarbiyah) bagi ilmu Thariqah. Sedangkan Haqiqah dan ma’rifah pada prinsipnya tidak bisa dipelajari sebagai mana Syariah dan Thariqah karena sudah menyangkut Dzauqiyah.

Haqiqah dan ma’rifah lebih tepatnya merupakan buah / hasil dari perjuangan panjang seorang hamba yang dengan konsisten (istiqamah) mempelajari dan menggali kandungan syariah dan mengamalkanya dengan ikhlash semata mata karena ingin mendapatkan ridha dan ampunan serta cinta Allah SWT.

Perumpamaan yang agak dekat dengan masalah ini adalah : ibarat satu jenis makanan atau minuman ( misalnya nasi rawon ). Resep masakan nasi rawon yang menjelaskan bahan bahan dan cara membuat nasi rawon itu sama dengan Syariah. Bimbingan praktek memasak nasi rawon itu sama dengan Thariqah. Resep dan praktek masak nasi rawon ini bisa melalui buku dan mempraktekkan sendiri (ini thariqah ‘am ) sedangkan resep dan praktek serta bimbingan masak nasi rawon dengan cara kursus pada juru masak yang ahli (itu namanya Thariqah khusus). Makan nasi rawon dan menjelaskan rasa / enaknya ini sudah haqiqah dan tidak ada buku panduannya, demikian juga makan nasi rawon dan mengetahui secara detail rasa, aroma, kelebihan dan kekurangannya itu namanya ma’rifah. Haqiqah dan ma’rifah ini tidak ada buku / kitabnya.





Thariqah At Tijany adalah salah satu dari Thariqah al Auliya‘ / Thariqah al Sufiyah yang dirintis oleh seorang wali besar akhir zaman Yaitu Sayyidi Syekh Al Qutbi Al Maktum Wal Khatmi Al Muhammady Al Ma’lum Ahmad bin Muhammad At Tijany Radhiyallaahu anhu. At Tijany adalah nama sebuah suku tempat asal kelahiran dan keluarga besar beliau yaitu suku Tijanah di daerah Ainul Madi, Fas Maroko (Magribi al aqsha).
Nasab Sayyidi Syeikh Ahmad bin Muhammad At Tijany RA.

Beliau adalah seorang bangsawan yang tergolong trah Ahlul Baiti Rasulullah Saw. dengan nasab dari Siti Fatimah dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karramallaahu Wajhahu (ba’Alawi / Alawiyyin) dari garis Sayyidina Hasan (Al Hasany). Beliau keturunan ke 24 dari Rasulullah Saw. lengkapnya adalah : Ahmad bin Muhammad bin Mukhtar bin Ahmad bin Muhammad bin Salim bin Al ‘iid bin Salim bin Ahmad Al Alwany bin Ahmad bin Ali bin Abdillah bin Abbas bin Abdil Jabbar bin Idris bin Ishaq bin Zainal ‘Abidin bin Ahmad bin Muhammad An Nafsiz Zakiyyah bin Abdullah al Kamil bin Hasan Al Mutsanna bin Hasan As Sibti bin Ali bin Abi Tholib dari Syyidah Fatimah Al Zahra Al Batul binti Rasulullah Saw.

Ibu beliau adalah seorang wanita shalihah, Sayyidah Aisyah binti Sayyid Al Jalil Abi Abdullah bin Sanusi At Tijany Al Madhowi, Al Madhowi bernisbat pada desa Ain Al Madi sebuah desa yang terkenal di Gurun Sahara timur kota Maroko di Magribil Aqsha ( Afrika barat). */ Al Faidlur Rabbani : 5 – 6.
Biografi singkat Sayyidi Syeikh Ahmad bin Muhammad At Tijany RA.
Beliau dilahirkan tahun 1150 H
Hafal Al Qur’an dengan sempurna ketika berumur 7 tahun .
Beliau sibuk menuntut ilmu dzahir sampai berumur 20 tahun, dan sudah dipercaya dan berhak mengeluarkan fatwa (Mufti) sejak masih muda yaitu ketika berumur 16 tahun.
Kedua orang tua beliau wafat tahun 1166 H, ketika umur beliau 16 tahun .
Sejak Umur 21 tahun beliau mendalami Ilmu-ilmu Tashawwuf dan banyak mengunjungi wali-wali besar dizamannya.
Pada tahun 1186 H. beliau menunaikan ibadah Haji dan ziarah ke makam As Syarif Rasulullah Saw. dan dalam kesempatan itu pula beliau mengunjungi wali-wali besar baik selama perjalanan berangkat menuju Makkah dan Madinah juga ketika beliau tinggal di kedua kota suci tersebut, serta dalam perjalanan pulangnya.
Wali-wali besar yang beliau temui antara lain :
Abu Muhammad At Tayyib bin Muhammad bin Abdillah.
Sayyid Muhammad Al Wanjali digunung Zabib mengatakan : engkau pasti mencapai maqam / pangkatnya As Syadily.
Sayyidi Abdullah bin Al Araby bin Muhammad Al Andalusi yang mengatakan kepada beliau :

الله يأ حذ بيد ك ، الله يأ حذ بيد ك ، الله يأ حذ بيد ك ،

Allah yang membimbingmu 3X.

4. Abu Abbas Ahmad At Thawasy.

5. Abu Abdillah bin Abdir Rahman Al Azhary darinya beliau mendapat talkin thoriqoh Holwatiyah.

6. Sayyid Mahmud Al Kurdi yang pada awal pertemuannya mengatakan:

أنت محبوب عند الله في الدنيا والآ خرة

Kamu adalah kekasih Allah Swt. di dunia dan Akhirat.
7. Syaikhul Imam Abil Abbas Sayyidi Muhammad bin Abdillah An Hindi, darinya beliau mendapat ilmu, asror, hikmah dan cahaya, tanpa melalui pertemuan, cukup melalui risalah yang di sampaikan oleh khodamnya, yang menegaskan bahwa : “Engkau yang mewarisi ilmuku, Asrorku, Wibawaku dan Cahayaku”.
8. Al Quthbil Kabir As Samman RA. yang memberi tahu bahwa dia adalah Al Quthbul Jami’.

Pada tahun 1196 H. beliau menuju Qasra Abi Samghun dan syalalah di gurun Sahara bagian timur. pada tahun tersebut beliau mendapat Fathul Akbar yaitu bertemu langsung dengan Rasulullah Saw. dalam sadar / tidak tidur / bukan mimpi. ketika bertemu langsung dengan Rasulullah Saw tersebut. beliau mendapat amanat wirid Istigfar 100x dan sholawat 100x untuk ditalqinkan kepada semua orang yang ingin kembali dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Dalam kesempatan itu pula Rasulullah menjelaskan kepada beliau bahwa : “Tidak ada karunia bagi mahluk atas kamu dari para masyayikh Thariqah. Maka akulah (Rasulullah) sesungguhnya yang menjadi guru dan pembimbing kamu, oleh karena itu tinggalkan semua wirid yang kamu ambil dari Thariqah Thariqah lain.

Pada tahun 1200 H. Rasulullah Saw. menyempurnakan wirid Thariqah At Tijany dengan Hailalah 100x, dan Rasulullah menjamin kepada Syeikh Ahmad At Tijany RA dengan sabdaNya : “ Engkau ya Ahmad adalah pintu keselamatan bagi orang-orang yang berdosa yang ingin kembali kejalan Allah dengan mengikutiMu”.

Sejak saat itulah beliau turun kelapangan da’wah dan dari segala penjuru, banyak orang yang menyambut dan mengikuti da’wahNya.
Kemudian beliau pindah ke kota Fas dan tinggal disana berjihad dan dakwah serta menjadi penasehat Raja sampai akhir hayatnya.
Pada hari kamis 17 Syawwal 1230 H. pada usia 80 tahun, setelah menunaikan sholat subuh, beliau berbaring miring kesamping kanan , beliau minta air dan meminumnya, setelah beliau berbaring kembali sebagaimana semula maka berangkatlah ruh suci beliau menemui Dzat Al Khaliq, kekasih dan pujaanNya selama hidup dengan dijemput manusia terkasih guru besar pembimbing ruhani dan Datuknya, Rasulullah Saw.
Beliau dimakamkan di kota Fas – Maroko.

( Riwayat beliau yang lebih lengkap baca buku Sayyidul Auliya’ Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijany dan Thariqahnya yang disusun oleh K.H. Fauzan Adziman Fathullah Sidogiri).

3. Keutamaan dan Karomah Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijany ra.
Karomah adalah sesuatu yang keluar dari adat kebiasaan yang terjadi pada diri seseorang wali Allah Swt. sebagai kelanjutan dari Mu’ jizat para Nabi.
Keutamaan dan Karomah Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijany sangat banyak dan tampak sejak kecil, baik kekeramatan Ma’nawy maupun Hissy ( tanpak Lahiriah).

Kekeramatan Ma’nawy jauh lebih tinggi nilainya, antara lain :

Beliau sangat besar perhatian dan patuhnya terhadap Syariat Islam Lahir dan batin, dalm segala aspeknya, dalam segala hal ihwal menjiplak / taqlid pada Rasulullah Saw. jadi tidak nyeleneh-nyeleneh / berbuat macam-macam yang membuat orang bingung, bahkan beliau bersabda : “ Barang siapa mendengar sesuatu dariku cocokanlah dengan timbangan Syar’i (Al Qur’an dan Sunnah), jika cocok ambillah jika tidak tinggalkanlah”.
Bisa melihat dan selalu bersama Rasulullah Saw., dalam keadaan sadar tidak pernah terhalang dengan beliau walau sekejap mata dan beliau selalu mendapat bimbingan dari Rasulullah Saw. dalam segala hal ikhwalnya.
Barang siapa bertemu / bermimpi beliau (Syeikh Ahmad At Tijany) pada hari senin atau jum’at masuk surga tanpa hisab dan tanpa di siksa atas jaminan Rasulullah Saw. dari Allah Swt.
Syeikh Ahmad At Tijany RA. dapat melakukan dzikir, menemui tamu dan berfatwa pada umat dan menulis dalam waktu dan tempat yang sama tanpa merasa sibuk.
Beliau menguasai semua ilmu yang manfaat, sehingga mampu menjawab dan membahas semua masalah yang diajukan kepadanya dengan mudah dan tepat serta sangat memuaskan. Digambarkan seakan akan ada papan (yang berisi semua ilmu) dihadapannya.
Syeikh Ahmad At Tijany adalah pemegang mahkota kewalian tertinggi yaitu Al Khatmul Aulia’ Al Muhammady, sebagai mana Rasulullah Saw. adalah Al Khatmul Anbiya’. Dari beliaulah (Syeikh Ahmad At Tijany RA.) semua wali Allah sejak dari zaman Nabi Adam sampai hari kiamat mendapat aliran / masyrab ilmu kewalian , Fuyudlat dan Tajalliat serta Asror-Asror yang mengalir dari Rasulullah Saw. baik mereka menyadari atau tidak,sebagaimana para nabi terdahulu, mereka mendapat Masyrab ilmu kenabian dari Rasulullah Saw. selaku Khatmul Anbiya’. (lebih jelas silahkan pelajari Ar Rimah Juz 2/17)”. Al Masyrabul Kitmani”.
Beliau mengetahui “Ismul A’dzam” dan berdzikir dengannya

Dan masih banyak lagi karomah beliau yang tidak disebutkan dalam buku singkat ini.

Adapun Karomah Hissiyah Sayyidi Syeikh Ahmad bin Muhammad At Tijany sangat banyak, diantaranya adalah :
Ketika beliau dilantik “ Wali Al Quthbaniatul ‘Udzma”, pada bulan Muharram 1200 H. oleh Rasulullah Saw. rumah beliau dikota Fas Maroko (Afrika paling barat /Magribi), sedangkan pelaksanaan pelantikannya dijabal Rahmah Padang Arafah. (dapat menempuh jarak perjalnan jauh dalam sekejap).
Beliau bisa menampakan diri dan memberikan bimbingan pada murid-muridnya di berbagai tempat yang berbeda dan berjauhan dalam waktu yang sama.
Pada bulan Muharram 1279 H. (49 tahun setelah beliau wafat) dimana pada saat itu terjadi kekeringan yang panjang dan sangat sulit air. dari kubur beliau memancar keluar air susu yang sangat lezat dan banyak, sehingga banyak orang berbondong-bondong datang untuk mengambil dan meminumnya, sampai saat ini susu tersebut masih ada tersisa (dimusiumkan) dan tetap tidak mengalami perubahan / tidak basi.
Rasulullah Saw. sangat mencintai Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijany RA. melebihi cinta seorang ayah kepada seorang anaknya.
Barang siapa yang cinta kepada Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijany RA. tidak akan mati kecuali telah menyandang predikat wali Allah.
Barang siapa mencela / mencerca / menghujat Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijany RA. kemudian tidak bertobat akan mati kafir ( hal ini jaminan dan peringatan langsung dari Rasulullah Saw).

وقا ل لى : يا احمد ان من سبك ولم يتب لا يموت الا كا فرا وان حج وجا هد ، قلت له يا رسول الله ان العا رف با لله سيد ى عبد الرحمن الشا مى ذ كر ان الحج لا يموت على سوء الخا تمه ،قا ل لى سيد ى الوجود : يا ا حمد من سبك ولم يتب ما ت كا فرا ولوحج وجا هد ، يا ا حمد كل من سعى في

هلا كك فأنا غضبا ن عليه ولم تكتب له صلاته ولاتنفعه ،

( الفيض الرباني : 28 )

“Berkata kepadaku Rasulullah Saw. : Ya Ahmad, sesungguhnya barang siapa mencelamu dan tidak bertobat tidak akan mati kecuali dalam kekafiran, walau haji dan berjihad. Saya berkata : Ya Rasulallah, sesungguhnya Al ‘Arif billah Sayyidy Abdurrahman As Syami mengatakan bahwa orang yang haji tidak akan mati su’ul khatimah, berkata kepadaku Sayyidul Wujud Rasulullah Saw. : Ya Ahmad, barang siapa mencelamu dan tidak bertobat, maka ia pasti mati kafir walaupun ia haji dan berjihad. Ya Ahmad barang siapa yang berusaha mencelakakanmu akulah yang marah kepadanya, dan tidak akan dicatat sholatnya, serta tidak akan membawa manfaat baginya”.

(al Faidl al Rabbani : 28).

Hal tersebut diatas sesuai dengan hadits qudsi :

من عا د ى لى وليا فقد اذنته با لحرب . ( رواه البخاري )

“Barang siapa menyakiti wali-Ku, maka kuumumkan perang kepadanya”.(HR. Buhori).

Adakah orang yang mampu dan menang jika perang melawan Allah Swt ?

Dan masih banyak lagi karomah-karomah lain dan masyhur, diantara para sahabat dan murid-muridnya

4. Amalan-amalan dalam Thariqah At Tijany

Ada 2 (dua) macam amalan dalam Thariqah At Tijany, antara lain :
Auradul Laazimah / wirid wajib, yang harus di amalkan oleh murid / Ihwan Thariqah At Tijany, diantaranya :
Wirid Laazim, yaitu :
Istigfar 100x
Sholawat 100x (Al Afdlal Sholawat Al Fatih)
Hailalah (laailaaha illallah) 100x

Dikerjakan 2x sehari semalam, pagi dan sore. Pagi dimulai selesai sholat subuh sampai waktu ashar paling lambat sampai maghrib. Kalau belum sempat dikerjakan (ada udzur syar’i) bisa di qodha’ dimalam hari. Untuk wirid sore dimulai selesai sholat ashar sampai terbit fajar. Untuk wirid pagi hari bisa di takdim yaitu dilakukan malam hari dengan catatan harus selesai sebelum masuk waktu shalat subuh.

Dzikir Wadzifah, yaitu :




Istigfar 30x
Sholawat Al fatih 50x (tidak bisa diganti dengan shalawat lain)
Hailalah (laailaaha illallah)100x
Shalawat Jauharotul kamal 12x (bisa diganti Shalawat Al Fatih 20x)

Dikerjakan 1x dalam sehari semalam, jika mampu Istiqomah bisa 2x sehari semalam, waktunya tidak mengikat dari selesai sholat ashar s/d waktu ashar esoknya. ( Al afdhol malam hari bagi yang melazimkan 1x sehari semalam).

c. Dzikir Hailalah (laailaaha illallah) sebanyak 1000 / 1200 / 1600x. atau tanpa hitungan sampai menjelang adzan maghrib, dikerjakan satu minggu sekali, yaitu setiap hari jum’at selesai sholat ‘ashar. Diutamakan dzikir secara berjama’ah jika tidak ada udzur Syar’i. caranya berjama’ah dzikir wadzifah dulu, lalu dzikir Hailalah, diutamakan lagi agar selesai pas menjelang adzan maghrib.

Catatan :
Untuk wirid Lazimah dan dzikir wadzifah jika udzur dan tidak dilaksanakan, misalnya dalam perjalanan dan sebagainya , maka wajib qadla’. Sedangkan dzikir hailalah jum’at tidak wajib qadla’, Cuma jangan sampai dilalaikan, karena meninggalkan wirid sebab lalai itu dosa besar.
Orang yang sakit parah dan tidak mampu melaksanakan wirid juga orang yang haid dan nifas tidak wajib qadla’.
Dalam melaksanakan wirid harus tartil dan tertib urutan-urutannya jadi tidak boleh diubah, dikurangi maupun ditambah, kalau terjadi kelalaian sampai lebih misalnya hailalah, sholawat, atau istigfar walaupun hanya satu, maka wajib bayar denda masing masing dengan baca istigfar 100x setelah selesai wirid. Jika kurang maka harus dilengkapi kekurangannya dan baca istighfar 100 X sebagai dendanya.
Untuk wirid lazim tidak boleh dikerjakan berjamaah, jadi sendiri-sendiri. Sedangkan wadzifah dan hailalah sebisa mungkin harus berjama’ah, jika ada ikhwan di daerah tersebut.
Untuk sholawat jauharatul kamal, ada syarat-syarat khusus dalam mengerjakannya antara lain :
Harus punya wudhu’,tidak bisa dengan tayamum, kalau tidak maka saat wadhifah, jauharatul kamal yang 12x diganti dengan sholawat fatih 20x.
Harus dibaca dalam keadaan duduk sempurna, tidak boleh dibaca dalam keadaan berdiri atau tiduran maupun di kendaraan atau di kapal laut, pesawat dan kendaraan lainnya.
Suci baik badan, pakaian dan tempat wirid.
Tempat wirid harus luas, minimal cukup untuk tempat duduk 7 orang termasuk yang berdzikir.
Istihdhar / khusyu’ karena Rasulullah SAW bersama sahabat yang 4 dan Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijany RA. hadir pada bacaan yang ke7 sampai selesai.

2) Aurad Ihtiyari :

Yaitu wirid tambahan, tidak wajib dilakukan, Cuma sangat dianjurkan bagi mereka yang bisa memeliharanya dengan istiqomah, seperti istighatsah, berbagai macam shalawat, hizib-hizib seperti hizbus Saifi, hizbul mughni, hizbul bahar dan lain-lain. Jika ingin mengamalkan harus ada izin dari muqaddam yang berhak memberi izin .
Keutamaan wirid Thariqah At Tijany dan Dasar Hukumnya.

Semua thariqah mu’tabarah mempunyai sanad yang sambung sampai dengan Baginda Rasulullah Saw, masing-masing mempunyai wirid dan keutamaan sendiri-sendiri. Cuma kalau diperhatikan semua mempunyai kesamaan, yaitu wirid yang wajib diamalkan tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan sunnah Nabawiyah, dengan tujuan yang sama yaitu Ilallah (sampai dan Ma’rifat ilallah). Sedangkan perbedaannya adalah dari segi metode (cara) melakukan wirid. Dari semua thariqah yang ada, dzikir yang dibaca tidak menyimpang dari antara lain : Istigfar, sholawat, dan hailalah serta Asmaul Husna juga ayat-ayat Al Qur’an. Hanya saja metode melakukan wirid yang berbeda beda, termasuk pula pada penekanan terhadap komponen tersebut diatas juga berbeda, ada yang menekankan pada sholawat saja, atau hanya hailalah saja atau lafadz Allah saja, ada juga yang kombinasi dan lain-lain. Sedangkan wirid thariqah At Tijany meliputi kesemuanya , ya istigfar, sholawat dan hailalah.

Dasar Hukum Aurad Thariqah At Tijany.

Adapun dasar hukum pada kesemua komponen diatas ( istighfar, shalawat, hailalah ), baik di Al Qur’an dan sunnah (Al Hadist Shohih) tidak diragukan lagi keabsahannya.

1) Istighfar


Firman Allah Swt.

وما كا ن الله معذبهم وهم يستغفرون.(الانفا ل : 33)

“ Dan Allah tidak akan menyiksa suatu kaum sedangkan mereka ber istigfar (memohon ampun)”. (QS. Al Anfaal : 33)

استغفروا ربكم انه كا ن غفا را – (نوح : 29)

“ Mohonlah ampun (beristigfar) kepada tuhan kalian, sesungguhnya Dia Maha Pengampun “. (QS. Nuh : 29)


Al Hadits

قا ل رسول الله صلى الله عليه وسلم : من لزم الاستغفا ر جعل الله تعالى له من كل ضيق مخرجا

ومن كل هم فرجا ورزقه من حيث لا يحتسب.( رواه ابو داود )

“Barangsiapa melazimkan istigfar (baca dengan Istiqomah) maka AllahSwt. Memberi jalan keluar atas kesulitannya dan kegembiraan atas semua kesusahannya serta memberinya rizki tanpa perhitungan / dari jalan diluar dugaannya”. (HR. Abu Daud)

والذى نفسى بيد ه لولم تذنبوا لذ هب الله تعالى بكمولجا ء بقوم يذ نبون فيستغفرون الله تعالى فيغفر لهم

( رواه مسلم )

“Dan demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamanNya, andaikan kalian tidak pernah berbuat dosa, niscaya Allah membinasakan kamu semua, dan kemudian Allah mendatangkan (menciptakan) satu kaum yang berbuat dosa kemudian mereka mohon ampunan, lalu Allah mengampuni mereka”. (HR. Muslim)Sholawat

Firman Allah

قا ل الله تعالى : ان الله وملا ئكته يصلون على النبىيا ايها الذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما

( الاحزاب : 56)

“Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bersolawat atas Nabi Muhammad SAW. Wahai orang-orang yang beriman bersholawatlah dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzaab : 56).

Dari ayat diatas yang perlu kita cermati yaitu perintah Allah yang didahului dengan pemberitahuan bahwa Dia (Allah Swt.) sendiri dan para malaikatNya bershalawat pada Nabi, baru kemudian dia memberikan himbauan / perintah untuk bershalawat kepada Rasulullah Saw. Oleh karena itu bisa kita bayangkan betapa besar arti dan nilai shalawat bagi Allah Swt. Adapun hadits Nabi yang menjelaskan keutamaan shalawat sangatlah banyak, diantaranya :

وعن عبد الله بن عمرو بن العا ص رضي الله عنهما أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: “من صلى علي صلاة ، صلى الله عليه بها عشرا” ( رواه مسلم )

Diriwayatkan oleh Abdillah bin ‘Amru bin Al ’Ash Radiyallaahu ‘anhuma, sesungguhnya dia mendengar Rasulullah SAW bersabda: ”Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah membalas kepadanya dengan sepuluh shalawat”*/ (HR. Muslim) */(Shalawat Allah adalah dengan menurunkan rahmat).

وعن ابن مسعود رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قا ل : “أولى النا س بي يوم القيا مة أكثرهم علي الصلاة ” ( رواه الترمذ ي – وقا ل حديث حسن )

Dan diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud RA. sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang paling mulya disisiku pada hari qiyamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku”. (HR. Al Turmidzi – Hadits hasan).

وعن أوس بن أوس رضي الله عنه قا ل : قا ل رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” ان من أفضل ايا مكم يوم الجمعة ، فأكثروا علي من الصلاة فيه ، فا ن صلاتكم معروضة علي” فقالوا : يا رسول الله ، وكيف تعرض صلاتنا عليك وقد ارمت؟…. قا ل: يقول : بليت ، قا ل : “ان الله حرم على الارض أجسا د الانبياء “( رواه ابو د اود با سنا د صحيح)

Diriwayatkan oleh Aus bin Aus RA : Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya hari yang paling utama bagimu adalah hari Jum’at. Maka perbanyaklah membaca shalawat untukku didalamnya. Sesungguhnya shalawat kalian disampaikan kepadaku”. Para sahabat bertanya : Ya Rasulallah, Bagaimanakah shalawat kami disampaikan kepada Tuan, padahal Tuan sudah berkalang tanah?… Rasulullah SAW menjawab: “Sesungguhnya Allah SWT mengharamkan bagi tanah untuk makan jasad para Nabi”.

( HR. Abu Daud dengan sanad yang shahih ).

وعن ابي هريرة رضي الله عنه قا ل : قا ل رسول الله صلى الله عليه وسلم :” رغم انف رجل ذكرت عند ه فلم يصل علي ” ( روا ه الترمذ ي )

Diriwayatkan oleh Ibu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh hina bagi seorang laki laki yang mana ketika disebut namaku disisinya, dia tidak bershalawat kepadaku”. ( HR. Al Turmudzi )

وعن ابي هريرة رضي الله عنه قا ل : قا ل رسول الله صلى الله عليه وسلم : “ما من احد يسلم علي الا رد الله علي روحي حتى أرد عليه السلام ، ( رواه ابو د اود با سنا د صحيح)

Diriwayatkan oleh Ibu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda: “Tak seorangpun yang bershalawat kepadaku, kecuali Allah mengembalikan ruhku kepadaku, sehingga aku menjawab salamnya”. (maksudnya : Allah mengembalikan ruh Rasulullah kedalam jasadnya sehingga dia bisa menjawab setiap shalawat dan salam dari ummatnya. Akan tetapi karena Beliau ada di Alam Barzah maka tidak semua orang bisa melihat dan mendengarnya).

وعن فضا لة بن عبيد رضي الله عنه قا ل سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم رجلا يد عو فى صلاته لم يمجد الله تعالى ولم يصل على النبي صلى الله عليه وسلم : فقا ل رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” عجل هذ ا ” ثم دعا ه فقا ل له – أو لغيره-: اذا صلى ا حد كم فليبد اء بتحميد ربه سبحا نه والثناء عليه ، ثم يصلى على النبي صلى الله عليه وسلم ، ثم يدعو بعد بما شا ء ”

( رواه أبو داود والترمذ ي – وقا ل حد يث حسن صحيح )

Diriwayatkan oleh Fudhalah bin ‘Ubaid RA berkata: “Rasulullah mendengar seorang laki laki yang berdoa dalam shalatnya, dia tidak memuji Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi SAW. lalu beliau bersabda: ‘orang ini tergesa gesa’, kemudian beliau memanggilnya dan beliau bersabda kepada dia dan orang lainnya : ‘Bila seorang diantaramu berdoa, maka hendaklah dimulai dengan memuji Allah, Tuhannya. Kemudian bershalawat kepada Nabi SAW, lalu berdoalah sekehendaknya’.” (HR. Abu Daud dan Al Turmudzi – Dia mengatakan bahwa Hadits ini Hasan shahiih).

Dengan menelaah ayat Al Qur an dan hadits hadits tersebut diatas serta hadits hadits lain dari berbagai sumber, dalam kitab Syaraful Ummati Muhammadiyah karangan Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki menjelaskan bahwa faedah sholawat itu sangat besar dan banyak, ada 39 keutamaan yang dia sebutkan dalam kitab tersebut, diantaranya :
Melaksanakan perintah Allah Swt.
Meniru Allah Swt. dalam shalawat pada Rasulullah Saw. perbedaannya shalawat kita adalah do’a dan permohonan, sedangkan shalawat Allah Swt. adalah pujian dan kemulyaan atas Rasulullah Swt.
Meniru pekerjaan para Malaikat.
Mendapat imbalan 10 shalawat dari Allah untuk satu kali shalawat atas Rasulullah Saw.
Mendapat Tambahan 10 derajat disisi Allah Swt.
Ditulis bagi orang yang bersholawat 10 kebaikan.
Dihapus darinya 10 keburukan / dosa.
Penyebab terkabulnya do’a, karena do’a yang didalamnya tidak ada sholawat maka do’anya akan terkatung-katung antara langit dan bumi. Artinya doa tersebut tidak disampaikan kehadirat Allah SWT.
Sarana untuk mendapatkan syafaat Rasulullah Saw.
Penyebab diampuninya dosa.
Penyebab tercapainya cita-cita.
Penyebab dekatnya seseorang dengan Rasulullah Saw. di hari kiamat.
Penyebab tercapainya hajad.
Penyebab tercurahnya sholawat dari Allah Swt. dan para malaikat atas seorang hamba.
Penyebab sampainya berita gembira masuk surga bagi seorang hamba sebelum mati, dan masih banyak lagi keutamaan bershalawat pada Nabi SAW yang tidak disebutkan dalam buku singkat ini.

Keutamaan shalawat tersebut diatas adalah keutamaan shalawat secara umum, sedangkan shalawat Al Faatih mempunyai keistimewaan tersendiri. Adapun keutaman Shalawat Al Fatihi Limaa Ughlig ada dua yaitu:
Ketutamaan yang dirahasiakan.
Keutamaan yang bisa dijelaskan, antara lain :

Membaca 1x dalam sehari dijamin dengan mendapat kebahagiaan dunia akhirat.
Membaca 1x dapat menghapus semua dosa dan mempunyai pahala semua tasbih, dzikir dan do’a yang diucapkan oleh semua orang tua dan muda yang terjadi pada waktu dibaca Al Fatih dan dilipat gandakan sebanyak 600.000 kali.
10x sholawat Al Fatih pahalanya menyamai pahala ibadahnya wali ‘Ash sejuta tahun.
1x sholawat Al Fatih lebih utama dari 600.000x sholawatnya para Malaikat, manusia dan jin, dihitung sejak dari baru pertamakali diciptakan sampai pada waktu dibacakannya sholawat Al Fatih.
Pembacaan ke2 ke3 danseterusnya mendapat kembali pahala yang pertama dan seterusnya. Jelasnya bacaan ke2 mendapat tambahan pahala bacaan ke1. Bacaan ke3 mendapat tambahan pahala bacaan ke 1 dan ke2, demikian pula bacaan ke 4 ke 5 dan seterusnya.
Jika ingin bermimpi jumpa Rasulullah Saw. bacalah sholawat Al Fatih 1000x tiga malam berturut-turut ( malam Rabu, Kamis dan jum’at) dengan badan pakaian serta tempat tidur yang suci. Dan masih banyak lagi keutamaan Al Fatih yang tidak ditulis dalam buku ini.
Hailalah

Firman Allah Swt

قا ل الله تعالى : فاعلم انه لااله الا الله. (محمد: 19)

“ Maka ketahuilah sesungguhnya tiada tuhan selain Allah”. (QS. Muhammad : 19)

قا ل صلى الله عليه وسلم : افضل ما قلته والنبيون من قبلى

لااله الا الله. ( رواه مالك بن أنس )

“Ucapan paling utama yang Aku ucapkan dan para nabi sebelumku adalah “Laa ilaaha illallah”. (HR. Malik bin Anas)

عن جابر بن عبد الله يقول ، سمعت رسول الله صلى الله عليه

وسلم يقول: أفضل الذكر لآاله الاالله . ( رواه الترمذ ي )

“Dari Jabir bin Abdullah berkata; Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : Dzikir paling utama adalah ‘Laa ilaaha illallah’. (HR. Turmudzi)

عن أم هانيء قالت ، قا ل رسول الله صلى الله عليه وسلم :

لآاله الا الله لايسبقها عمل ولا تترك ذنبا . ( رواه ابن ما جه )

“Dari Ummu Hani’ berkata, Bersabda Rasulullah SAW : ‘Laailaaha illallah’ tidak ada satu amalpun yang melebihi (keutamaannya), dan tidak menyisakan satu dosapun”. (HR. Ibnu Maajah).

جد د وا ايمانكم ، قيل وكيف نجد د ايماننا يا رسول الله ؟ قا ل :

أكثروا من قول لآاله الا الله .( رواه احمد و الحكيم )

“Perbaharuilah iman kalian!, lalu Rasulullah SAW ditanya; Bagaimana cara kami memperbaharui iman kami ya Rasulullah? .. ‘Perbanyaklah mengucapkan Laailaaha illallah”. (HR. Imam Ahmad dan Imam Al Hakim).

قا ل صلى الله عليه وسلم : ما قا ل عبد لااله الا الله مخلصا منقلبه الا فتحت له ابواب السماء حتى يفضى الى العرش مااجتنبت الكبائر . ( رواه الترمذ ي والنسا ئى )

“Tidaklah seorang hamba yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan ikhlas dari hatinya, kecuali dibuka baginya pintu-pintu langit sampai Arasy. Selama ia menjauhi dosa dosa besar”. (HR. Turmudzi dan Nasai)

قا ل صلى الله عليه وسلم : من قا ل عبد لا اله الا الله ومد ها هد مت له اربعة الاف ذنب من الكبائر. ( رواه الد يلمي )

“Barang siapa mengucapkan “Laa ilaaha illallah” dengan madnya (dipanjangkan) digusur darinya 4000 dosa besar “. (HR. Al Dailamy)

قا ل صلىالله عليه وسلم : يقول الله تعالى : لا اله الا الله حصنىفمن د خل حصنى أمن من عذابى. ( الحديث القد سى، رماح : 2/92)

“Rasulullah SAW bersabda; Allah berfirman : Laa ilaaha illallah itu bentengku, barang siapa masuk kedalamnya aman dari azabku”. ( Hadits Qudsi – Rimah 2/92)

Diantara keutamaan wirid wadzifah adalah :
menghapus dosa yang terjadi waktu antara dua wirid wadzifah.
menghasilkan syafaat khusus dari Rasulullah Saw.

sedang keutamaan dzikir Hailalah Jum’at adalah Rasulullah Saw. hadir dan menyertai mereka (dalam dzikir) mulai awal dibaca dzikir sampai selesai.

Shalawat Jauharotul Kamal

Shalawat Jauharatul Kamal adalah salah satu shalawat yang diajarkan langsung oleh Sayyidil Wujud Rasulullah Saw. kepada Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijany dalam keadaan sadar / jaga bukan dalam mimpi. adapun keutamaannya sangat banyak, diantaranya :

1. 1x Sholawat Jauharatul Kamal menyamai tasbih seluruh alam 3x.

2. Jika dibaca sebanyak 7x tiap hari dengan istiqomah Rasulullah Saw. cinta pada orang tersebut dengan cinta dan perhatian khusus.

3. Jika dibaca 7x sebelum tidur dengan istiqomah akan bermimpi Rasulullah Saw. dengan catatan ketika akan tidur harus punya wudlu’ dan pakaian serta tempat harus suci.

4. Rasulullah dan sahabat yang 4 serta Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijany hadir pada bacaan ke 7 dan tetap mendampinginya sampai berhenti membaca dan berbicara.

5. Jika dibaca 12x kemudian mengucapkan:

هذ ه هد ية منى اليك يا رسول الله ،،، الخ

Maka mendapat keutamaan sebagaimana ziarah kepada Nabi Muhammad Saw. dan para auliya’ serta shalihiin dari zaman awwalul wujud (mahluk pertama diciptakan) sampai dibacanya shalawat Jauharatul Kamal.

6. Jika mengalami kesulitan yang sangat, bacalah Jauharatul Kamal 65x maka Allah akan melepas kesusahan itu secepatnya.dan masih banyak lagi keutamaan Jauharatul Kamal yang tidak tersebut dalam buku ini.

6. Keutamaan Bagi Orang Yang Masuk (baiat) Thariqah At Tijany

Keutamaan Thariqah At Tijany ada 2 (dua) :
Keutamaan bagi semua orang yang menyakini kewalian Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijany dan hormat serta cinta kepada beliau juga senang dan hormat terhadap pengikut Thariqah At Tijany sampai mati, dengan catatan “ Tidak pernah merasa aman dari ancaman murka Allah Swt”. maka ia akan mendapatkan jaminan Allah SWT melalui Rasulullah SAW dengan jaminan antara lain:
Akan mati membawa Islam Dan Iman.
Dimudahkan dalam sakaratul maut
Mendapat kemudahan dan kebahagiaan di alam kubur
Allah Swt. menjamin keamanan baginya dari semua jenis siksaan dan semua kesulitan, sejak matinya sampai masuk kedalam surga.
Diampuni semua dosanya yang terdahulu dan kemudian
Mendapat Rahmat Allah karena semata-mata karunia Allah Swt. bukan karena kebaikan orang tersebut.
Allah tidak akan menghisab / memperhitungkan amalnya dan tidak akan mengurangi sedikitpun serta tidak akan ditanya apapun tentang amalnya di hari kiamat.
Allah memberi naungan dibawah Arasy di hari kiamat
Allah akan memberi kekuatan ketika melewati syirath, sehingga sampai kesurga dalam sekejap mata dengan kawalan Malaikat.
Diberi minum oleh Allah Swt. dari telaga Rasulullah Saw.
Masuk surga tanpa hisab dan tanpa disiksa dalam rombongan pertama bersama Rasulullah SAW.
Allah meletakkannya / memberi tempat tinggal di Illiyyiin dalam surga firdaus dan aden.
Rasulullah Saw. cinta pada orang yang cinta Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijany dan dia tidak akan mati kecuali sudah menyandang predikat sebagai wali Allah.
Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijany RA. cinta pada orang yang cinta kepadanya.

Untuk keutamaan no.1 s/d 14 ini Allah Swt. memberikan kepada siapa saja yang cinta dan taslim kepada Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijany sampai akhir hayat walaupun tidak mengikuti / tidak mengamalkan thariqah At Tijany.
Bagi Mereka Yang Mengikuti / mengamalkan Thariqah At Tijany dengan baiat Shahiih akan mendapatkan keutamaan yang lebih banyak lagi diantaranya :
Kedua orang tuanya, kedua mertuanya, istri istrinya serta anak anaknya dijamin masuk surga tanpa hisab (tanpa dihitung amalnya) dan tanpa disiksa serta diampuni dosa dosanya baik besar maupun kecil. Dengan catatan mereka itu semua orang Islam yang tidak benci dan tidak mencela Sayyidi Syeikh Ahmad bin Muhammad At Tijany. Lebih terjamin lagi jika mereka itu cinta kepada Sayyidi Syeikh Ahmad Bin Muhammad At Tijany RA, walaupun tidak ikut mengamalkan wirid Thariqah At Tijany.
Rasulullah SAW menjadi sandaran utama mereka sebagaimana sabda Rasulullah SAW kepada Sayyidi Syeikh Ahmad bin Muhammad At Tijany RA :

قا ل صلى الله عليه وسلم“فقراء ك فقرائى وتلاميذ كتلاميذ ى واصحابك اصحابى” فما اسرف هذ ه

الاضا ف ؟ . ( الفيض الربا ني : 28)

Artinya : Bersabda Rasulullah SAW : “Para fuqara’ (yang menjadi tanggunganmu) itu adalah fuqara’ku juga (tanggunganku juga), murid muridmu itu semua adalah murid muridku, sahabat sahabatmu adalah sahabat sahabatku”. Adakah tempat bersandar yang lebih mulya dari Rasulullah ?…..
Ketika naza’ / sakaratul maut, Rasulullah SAW akan hadir menjemput ruhnya.
Rasulullah SAW akan mendampinginya ketika ditanya oleh 2 malaikat (Munkar dan Nakiir).
Imam Mahdi Al Muntadzar menjadi ihwan Thariqah At Tijany, dan sebagai tanda akan datangnya Imam Mahdi Al Muntadzar yaitu jika Ihwan Thariqah At Tijany sudah banyak, merata, tersebar di berbagai Negara sampai ke desa desa.
Martabatnya Ihwan Thariqah At Tijany lebih tinggi derajatnya dari martabatnya wali Qutub walaupun mereka hanya sebagai orang awam.

فعلم صلى الله عليه وسلم : ان بين اصحابه وبيناصحا ب هذا الشيخ منا سبة تا مة ، وبتلك المنا سبة

كانوا عند الله اكبر من اكابر الاقطا ب والعا رفينوالاغواث وان كانوا فى الظا هر من جملة العوام .

( الفيض الربا ني : 28 )

Rasulullah Saw. Memberi tahu kepada Syeikh Ahmad At Tijany Ra. bahwa antara sahabat Rasululullah dan sahabatnya Syeikh Ahmad At Tijany mempunyai persamaan yang sempurna dan dengan kesamaan inilah ihwan Thariqah At Tijany bagi Allah Swt. lebih tinggi nilainya dari pada Qutub, Arifin dan Al Ghauts walaupun tampang dhohirnya hanyalah orang awam. (Al Faidlur Rabbani : 28)
Pada saat mereka berdzikir, ikut berdzikir bersama mereka 70.000 malaikat selama dzikir berlangsung dan pahala berdzikir para malaikat tersebut ditulis untuk mereka.
Dalam wirid lazim terdapat syighat ismul A’ dzam Cuma berbeda dengan Syighat Ismul A’dzom yang khusus untuk Nabi Saw.
Mendapat pahala membaca ismul A’dzam walaupun tidak mengetahui Ismul A’dzam tersebut.
Tidak akan mencicipi pedih / sakitnya prahara sakaratul maut.
Diakhirat mendapat tempat khusus dibawah naungan Arasy
Tidak mengalami atau merasakan dasyatnya mauqif / mahsyar, akan tetapi ihwan Tijani dikumpulkan bersama orang-orang yang aman didekat pintu surga, sampai masuk kedalam surga bersama Rasulullah Saw. dan para sahabatnya dirombongan pertama.
Menjadi tetangga Rasulullah dan para sahabat disurga.
Dan masih banyak lagi keutamaan lainnya.

7. Syarat-syarat & kewajiban dalam Thariqah At Tijany

Thariqah At Tijany dalam mendidik, mengarahkan dan memelihara murid-muridnya yang dalam istilahnya disebut ihwan Thariqah At Tijaniy / Ikhwan At Tijany mempunyai syarat-syarat dan peraturan-peraturan, meliputi antara lain :
Syarat masuk Thariqah At Tijaniyah
Kewajiban atas Ikhwan At Tijany
Larangan atas Ikhwan At Tijany
Peraturan dan cara melaksanakan dzikir Thariqah Tijaniyah

Syarat-syarat masuk Thariqah At Tijaniyah :
Calon Ikhwan Tijany tidak mempunyai dan mengamalkan Thariqah lain.
Yang mentalqinnya telah mendapat idzin yang syah untuk memberi wirid.
Di Talqin / mendapat idzin/ bai’at mengamalkan wirid Thariqah Tijaniyah.

Keterangan :
Apabila calon Ikhwan Tijany itu telah masuk Thariqah selain Thariqah At Tijaniyah, maka Thariqahnya itu harus dilepas, sebab Thariqah At Tijaniyah tidak boleh dirangkap dengan Thariqah lain, sebenarnya thariqah lainpun juga tidak bisa dirangkap rangkap. Karena kalau seseorang mengamalkan lebih dari satu thariqah, berarti dia mempunyai dua guru pembimbing. Yang jadi masalah disini adalah tidak mungkin satu orang diantar kehadirat Allah oleh dua pengantar (Rijalullah). Tapi satu pembimbing (Syeikh / mursyid) bisa mengantar lebih dari satu orang murid.
Wirid wirid selain dari Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijany yang tidak termasuk ikatan thariqah seperti hizib-hizib, wirid-wirid, sholawat boleh diamalkan selama tidak mengganggu kewajiban thariqah. Tapi perlu diingat bahwa, guru kita Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijany mempunyai amat sangat banyak wirid ikhtiyari yang beliau istiqamah membacanya tiap hari. Jadi jika untuk membaca punya guru sendiri saja tidak mampu karena banyaknya, untuk apa kita baca wirid wirid dari sumber lain. Kalau ingin tahu, sebagian wirid wirid beliau ada dalam kitab “Ahzab wa Aurad”.

Kewajiban Ikhwan Thariqah At Tijany :
Harus menjaga syari’at.
Harus menjaga sholat lima waktu dengan berjama’ah bila mungkin (jaga syarat-syarat berjama’ah sholat).
harus mencintai Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijany selama-lamanya (sampai mati).
Harus menghormati siapa saja yang ada hubungannya dengan Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijany.
Harus menghormati semua wali Allah Swt. dan semua Thariqah.
Harus mantap pada Thariqah, tidak boleh ragu-ragu.
Selamat dari mencela Thariqah At Tijaniyah.
Harus berbuat baik dengan kedua orang tuanya.
Harus menjauhi orang yang mencela Thariqah At Tijaniyah.
Harus mengamalkan Thariqah At Tijaniyah sampai akhir hayatnya.

Larangan atas Ikhwan Thariqah At Tijany:
Tidak boleh mencaci, benci dan memusuhi Sayyidi Syeikh Ahmad bin Muhammad At Tijany RA.
Tidak boleh ziarah kepada wali manapun yang bukan Tijany.
Tidak boleh memberikan wirid Thariqah At Tijaniyah pada orang lain tanpa ada izin yang syah untuk memberikan (sebelum dilantik jadi Muqaddam).
Tidak boleh meremehkan wirid Thariqah At Tijaniyah, seperti mengahirkan waktunya tanpa udzur syar’i, atau mengerjakan secara asal asalan.
Tidak boleh memutuskan hubungan dengan siapapun tanpa ada idzin syar’i terutama dengan ikhwan thariqah At Tijany.
Tidak boleh merasa aman dari Makrillah (ancaman murka Allah).

Keterangan :
Ziarah kepada wali yang bukan Tijany yang tidak boleh bagi Ikhwan Tijany ialah ziarah karena Istimdad ziarah untuk tawassul dan do’a. Apabila ziarah itu karena silaturahmi, ziarah untuk menuntut ilmu semata-mata karena Allah Swt. maka boleh berziarah. Bagi ikhwan Tijany yang belum mengerti perbedaan ziarah, maka jangan melaksanakannya, karena dikhawatirkan tanpa mereka sadari keluar dari Thariqah / Thariqahnya batal.
Larangan ziarah atas murid / ikhwan Thariqah bukan hanya di thariqah Tijany saja. Sebelum Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijany sudah ada larangan ziarah bagi murid Thariqah. Syeikh Muhyiddin Ibnu Al Araby Alhatimiy berkata : “ Seorang guru Thariqah tidak mempermudah muridnya berijtima’ dengan guru lain, karena akan menimbulkan keraguan bagi si murid, tentang siapa diantara keduanya yang lebih tinggi (derajatnya) dan kepada siapa dia sebaiknya akan berguru. dan apa bila timbul keragu-raguan, maka si murid dilempar oleh hati mereka sendiri. Karena itu, dia tidak akan memperoleh manfaat dari keduanya. Jadi tujuan mengatur ziarah ialah untuk menjaga kemantapan hati si murid agar ia tidak keluar dari rangkulan gurunya sampai menghasilkan kesempurnaan.”

Syeikh Muhammad Al Munir dalam kitab Tuhfatus Saalikin berkata sebagai berikut :“Dan ketahuilah, melarang berziarah adalah wajib bagi guru Thariqah selama mereka (para murid) belum mencapai kesempurnaan dalam keyakinan”.

Sayyidi Uwais bin ‘amir Alqarany adalah sebaik-baik tabi’in berdasarkan hadits shohih Muslim. Ketika Hakim bin Maryam berkata : “ Hai Uwais, marilah kita adakan hubungan dengan ziarah dan pertemuan”, maka S. Uwais Alqarany menjawab : “ Saya telah mengadakan hubungan dengan kamu dengan apa yang lebih bermanfaat dari pada hubungan ziarah dan pertemuan, yaitu doa dari kejauhan. Sebab ziarah itu mengandung unsur-unsur memperlihatkan, berhias diri dan menampakkan yang tidak sesungguhnya.

Sebetulnya dalam Thariqah At Tijany tidak ada larangan ziarah secara mutlak, yang ada ialah mengatur cara berziarah, sebagaimana penjelasan Sayyidi Syeikh Ahmad bin Muhammad At Tijany RA :

ان شيخنا رضى الله تعلى عنه وارضا ه وعنابه لم يعمم المنعلانه ما منع احد ا من أهل طريقته من التعلم من جميعالاولياء والعلماء ولامن حضور مجالسهم ولامن استماعمواعظهم وكلامهم ولا من التواصل فى الله وفىالرحم .

( رما ح : 1/156)

“Bahwa Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijany RA tidak melarang ziarah secara umum. Karena beliau tidak pernah melarang siapapun dari pengikut Thariqahnya menuntut ilmu kepada semua wali dan ulama, tidak melarang menghadiri majlis (ta’lim) mereka, tidak melarang mendengarkan wejangan-wejangan dan perkataan mereka dan tidak melarang mengadakan hubungan / ziarah karena Allah Swt. dan silaturrahim”. (Rimah : 1/156)

Dan ikhwan Thariqah Tijany berkewajiban menuntut ilmu untuk menjaga ‘aqidah dan amal ibadah nya.

اعلم انه يجب على كل مكلف أن يحصل من العلم مايصح به اعتقاد ه على مذ هب اهل السنة والجما عة ومما تصح به اعماله على وفق الشريعة المطهرة، ويجب على أهل السلوك الى طريق أهل الله الصا د قين أ ن يحصلوا من العلم ماتصح به أعما لهم على الوفا ق بين المذاهب الاربعة ( رما ح : 1/ 99)

Ketahuilah bahwa semua orang mukallaf berkewajiban menghasilkan ilmu yang menjadikan sah ‘aqidahnya sesuai dengan madzhab ahlus sunnah wal jama’ah dan ilmu-ilmu yang menjadikan syah amal ibadahnya sehingga cocok dengan syri’at yang suci itu. Dan wajib bagi orang yang mengikuti Thariqah para Ahlullah (wali Allah) yang benar, mencari ilmu yang mengantarkan pada kebenaran amal ibadahnya sesuai dengan salah satu madzhab Imam yang empat”. ( Rimah : 1/99).
Yang dimaksud meremehkan wirid ialah asal asalan (seenaknya) dalam melaksanakan wirid Thariqah, mengundurkan waktunya padahal tidak ada udzur dan melaksanakan wirid sambil bersandar tanpa udzur.
Makrillah ialah siksa / adzab Allah Swt. yang tampaknya rahmat atau kelihatan seperti rahmat Allah Swt. tapi sebetulnya adalah Adzab Allah Swt.

Peraturan melakukan dzikir :
Suara dalam keadaan normal, bacaan dzikir harus terdengar oleh telinga si pembaca.
Harus suci dari najis, baik badan, pakaian, tempat dan apa saja yang dibawanya.
Harus sici dari hadats, baik dari hadats kecil maupun dari hadats besar.
Harus menutupi aurat sebagai mana sholat, baik bagi pria maupun wanita.
Tidak boleh berbicara.
Harus menghadap qiblat (jika wirid sendiri atau dalam shaf).
Harus duduk sempurna (tidak boleh bersandar dan kaki selonjor, kecuali ‘udzur syar’i )
Harus Ijtima’ dalam melaksanakan wirid Wadhifah dan Hailalah sesudah shalat ‘ashar pada hari jum’at apabila di daerahnya ada ikhwan.

Keterangan :
Kalau udzur boleh tidak duduk, seperti sakit atau dalam perjalanan.
Kalau udzur boleh tidak menghadap qiblat seperti dalam perjalanan atau ijtima’.
Kalau ada udzur boleh berbicara asalkan tidak lebih dari dua kata, kalau lebih dari dua kata maka wiridnya batal, kecuali karena menjawab panggilan orang tua atau suaminya sekalipun bukan Ikhwan Tijany.
Selain delapan peraturan itu masih ada peraturan untuk kesempurnaan yaitu :
Istihdlarul qudwah yaitu waktu melaksanakan wirid dari awal sampai akhir membayangkan seakan-akan berada dihadapan Syeikh Ahmad At Tijany dan lebih utama berada dihadapan Sayyidil Wujud Rasulullah Saw. dengan keyakinan bahwa beliau pembimbing kita untuk menghantarkan kita wushul ilallah.
Mengigat dan membayangkan makna wirid dari awal sampai akhir wirid. Kalau tidak bisa, maka supaya memperhatikan dan mendengarkan bacaan wiridnya.

Syarat-syarat membaca Jauharatul Kamal :

1. Harus suci :

a. Dari najis badan, pakaian, tempat dan apa saja yang dibawanya.

b. Dari hadats, baik dari hadats kecil maupun dari hadats besar dan bersuci harus dengan air (wudlu), tidak boleh dengan tayamum.

2. Harus menghadap qiblat

3. Harus duduk sempurna, tidak boleh bersandar atau kaki selonjor apalagi berjalan.

4. Tempatnya harus luas dan cukup untuk 7 orang

Kalau keempat syarat tidak terpenuhi, maka diganti dengan shalawat Al faatih 20x

Hal hal yang menyebabkan keluar dari Thariqah At Tijany :

Mengambil Wirid, selain dari Thariqah At Tijaniyah.
Melanggar larangan ziarah pada wali diluar Thariqah At Tijany.
Berhenti / tidak membaca wirid Thariqah Tijaniyah dengan sengaja.

Melanggar salah satu dari larangan tersebut diatas, maka ia telah keluar dari Thariqah At Tijaniyah / batal Thariqahnya. Kami mohon perlindungan dari yang demikian itu kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Amiin.


 

0 komentar:

Posting Komentar