Kamis, 24 Februari 2011

LAILAHAILLALLOH




FAWAJADA ABDAN MIN IBAADINAA AATAINAAHU ROMATAN MIN`INDINAA WA`ALLAMNAAHU MIN LADUNNA `ILMAN. Artinya : Maka (Musa dan Yusya) bertemu hambaKu diantara hamba-hambaku yang Aku beri ROHMAT khusus kepadanya dan yang Aku ajarkan kepada Ilmu dari Ilmu-Ilmu Alloh ( Ilmu Laduni).QS Al Kahfi 65. Setelah Nabi Musa AS bersama Yusya berjalan menyusuri tapak kaki mereka akhirnya sampai kembali ke tempat Batu Besar Shokhro yang didekatnya ada Sumber Air Kehidupan (Maul Hayat) dan didekat batu itu telah ada seorang hamba Alloh yang dijanjikan bertemu dengan Musa AS. Padahal pada kali yang pertama datang ditempat itu bahkan sampai tertidur lama ditempat itu tidak didapat hamba Alloh tersebut. Siapakah hamba Alloh yang telah mendapat Rohmat khusus dan Ilmu langsung dari sisi Alloh? Dia adalah Bun-ya putra Malkan bin Amir. Amir putra dari Sholikh putra Arfakhsyad putra dari Syam bin Nabi Nuh As. Bun-ya bin Malkan ini pada akhirnya dikenal oleh kita namanya Nabi Khidir, meskipun Al-Qur`an hanya menyebut secara umum ” HambaKU diatara hambaKu yang telah mendapat ROHMAT khusus dan diajari Ilmu Alloh langsung.
Tentang Ilmu Laduni / Ilmu Ghoib.
Dari kata “Ladunna Ilman” ini kemudian muncul kata-kata Ilmu Ladunni dan orang banyak mengatakan bahwa Ilmu Ladunni adalah Ilmu yang datang langsung dari Alloh tanpa melalui malaikat Jibril AS.
Dan semua orang bisa mendapatkan Ilmu Ladunni ini.
Adapun Ilmu yang tergolong kelompok Ilmu ini ada juga disebut Ilmu Warotsah dan Ilmu Firotsah. Ilmu-ilmu ini tidak dapat dipelajar.
Yang ada dalam kitab-kitab adalah bagaimana cara mencapai Ilmu Ladunni itu.Bukan ilmu ladunni itu sendiri. Ilmu Ladunni adalah ilmu pemberian dari Alloh langsung.
Mengapa Bun-ya bin Malkan dikenal dengan sebutan Khidlir?
Bun-ya disebut Khidlir karena pada awalnya setiap kali Bun-ya Sholat maka keadaan sekeliling nya mejadi terlihat bersinar hijau.
Hijau bahasa arab-nya AHDLORU, kemudian menjadi Khidlir.
Demikian Syaikh Muchammad Muchtar bin Abdul Mu’thi menerangkan dalam kitab Ma’ul Hayat-nya.
Setelah Nabi Musa AS bertemu dengan Bun-ya maka Nabi Musa menyampaikan salam, “Assalamu ‘alaikum warohmatullohi wabarokaatuh” dan dijawab oleh hamba Alloh yang sedang duduk itu dengan suara yang rendah,” Bi Adrikas Salam”.
Kemudian Nabi Musa berkata,” Saya ini Musa”.
Bun-ya kembali menegaskan,” Apakah kau Musa bani Isroil…?”
Musa jawab,” Ya, saya Musa bani Isroil…”
Bun-ya bertanya lagi,” Musa ?, Bukankah kamu itu orang yang di Bani Isroil orang sangat sibuk mengurus umat yang begitu banyak ? mengapa sampai disini ?”
Musa menjawab,”Wahai hamba Alloh, memang aku datang ke tempat kamu ini diperintah Tuhanku untuk menemui kamu. Karena sesungguhnya Tuhanku menyuruh aku belajar Ilmu kepada kamu”.QOOLA INNA ROBBI ARSALANI ILAIKA BIT TABI’IKA WA TA’ALLAMU ILAIKA.
Setelah Musa berkata begitu, ada seekor burung menyahut air dilautan, lalu air itu menetes dihadapan Nabi Musa dan Bun-ya. Dan Bun-ya pun berkata, ” Musa,…ilmu saya dan ilmu kamu serta ilmu seluruh manusia di bumi ini dari awal sampai akhir itu hanyalah seperti setetes air yang jatuh dihadapan kita dari burung tadi dibanding dengan air lautan yang terbentang di muka bumi ini.
Dan kamu Musa bukankah pernah berkata bahwa INNAKA A’LAMU AHLAL ARDLI – Aku ini lebih pandai dari semua manusia di bumi ?”
Mendengar perkataan yang tajam seperti diatas Nabi Musa AS terdiam saja, karena dalam hatinya meng-iya-kan bahwa dirinya pernah berkata begitu, yang dengan itulah membuat Alloh menyuruhnya belajar kepada Bun-ya di tempat ini.
Setelah Nabi Musa merasa yakin dengan orang yang ada dihadapannya adalah orang di maksud oleh Tuhannya maka Nabi Musa pun memohon keridloan kepada Bun-ya untuk berguru kepada nya dengan berkata :
QOOLA LAHUU MUSA, HAL AT TABI’UKA’ALAA AN TU’ALLIMANI MIMMA ‘ULIMTA RUSYDAAN(66) QOOLA INNAKA LAN TASTATI’A MA’IYA SHOBRON(67) WAKAIFA TASHBIRU’ALAA MALAM TUKHITH BIHI KHUBROON (68) QOOLA SATAJIDUNII INSYA ALLOOHU SHOOBIRON WALAA A’SHII LAKA AMRON(69).
Artinya :
Musa berkata,” Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepada ku ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu yang telah Alloh ajarkan pada kamu…”
Jawab hamba Alloh itu,” Sesungguhnya kamu Musa sekali-kali tidak sanggup sabar bersama ku.Dan bagaimana kamu dapat bersabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu.”
Musa pun menjawab,” Insya Alloh kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar dan tidak akan menentang kamu dalam sesuatu urusanpun”
Kemudian Musa bertanya, ” Kalau aku sanggup mengikuti kamu, apakah persyaratannya ?”
Dan dijawab oleh Bun-ya, “QOOLA FAINIT TABA’TANII FALAA TAS ALNII’ANSYAI-IN HATTA UHDITSA LAKA MINHU DZIKROON” (70).
“Jika kamu mengikuti ku maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu.”
Kawan perhatikanlah persyaratannya belajar Ilmu Khusus ini yang disampaikan oleh Alloh kepada kita melalui kutipan perkataan Nabi Khidlir.
Syaratnya adalah JANGANLAH BERTANYA ATAS SESUATU APAPUN YANG MENGUNDANG INGIN TAHU SAMPAI SANG GURU MEJELASKAN NYA SENDIRI KEPADA SI MURID” perhatikanlah ini. Jangan lupa ya.
Sekarang pertanyaan untuk kita adalah apakah Cerita ini hanya dongeng saja tentang adanya Ilmu khusus. Padahal dongeng itu ditulis dalam Qur’an Al Huda.
Tidakkah kita dibimbing dengan kisah ini untuk juga belajar Ilmu khusus?
Dan juga diberitahu secara gamblang bagaimana adabnya seorang murid belajar tentang Ilmu Khusus ini.
Adakah yang tergerak menjadi Musa-musa berikutnya mencari sosok Khidir?
Atau biarlah kisah ini berlalu saja tanpa ada sesuatu apapun yang kita lakukan dari pelajaran yang terkandung didalamnya. Biarlah jadi dongeng pengantar tidur sang Ibu bagi putra-putrinya. Mari kita pertanyakan pada diri kita yang terdalam.
Inilah perbedaannya, antara tatacara belajar Ilmu tata lahir dengan Ilmu Khusus tata bathin.
Ilmu Tata Lahir syaratnya harus bertanya bila ada sesuatu yang tidak diketahui.
FAS ALUU AHLADZ DZIKRI INKUNTUM LA TA’LAMUUN”
Artinya : Maka bertanyalah kamu kepada Ahli Ilmu, jika kamu tidak mengetahui” QS.An Nahl/43).
Bertanya adalah melaksanakan perintah Alloh. Kalau tidak bertanya berarti tidak memperhatikan perintah Alloh. Inilah cara memperoleh Ilmu Lahir.
Dan Ilmu Tata Bathin, Khusus syaratnya adalah sebagaimana diungkap oleh Nabi Khidir diatas. JANGANLAH KAMU BERTANYA SEBELUM AKU/GURU MENJELASKANNYA SENDIRI”
Tidak bertanya dalam belajar dan terus tekun mengikuti Sang Guru itulah berarti melaksanakan perintah Alloh.
Kalau bertanya tidak diminta bertanya maka ia melanggar perintah Alloh.
Persyaratan ini terlihat ENTENG sepintas lalu, tetapi kita akan tahu terasa begitu sulit bila dilaksanakan. Dan ini kita bisa pelajari dari perjalanannya Nabi Musa berguru pada Bun-ya alias Nabi Khidir.

 

0 komentar:

Posting Komentar